Rabu, 18 Mei 2011

Apa Saja Manfaat Internet dalam Menunjang Pembelajaran Mahasiswa?

Kelompok: 
 Zuhrati Desiana


 
BAB I PERENCANAAN


Pendahuluan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dunia seakan tanpa batas. Hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini adalah dengan munculnya internet. Internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dewasa ini, internet bukan lagi hal asing bagi masyarakat Indonesia. Internet tidak hanya terdapat di kota-kota besar, tapi sudah menjangkau ke daerah-daerah terpencil. Penggunaan internet tidak terbatas hanya dengan menggunakan komputer saja, tetapi internet bisa diakses pula melalui handphone. Hal ini membuat internet dapat diakses kapan saja tanpa batasan waktu dan tempat.
Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, termasuk di dalamnya untuk pembelajaran. Penggunaan internet di dunia pendidikan merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa terelakkan. Internet menjadi metoda/sarana komunikasi yang sangat handal dan sangat bermanfaat bagi kepentingan para peneliti, guru dan peserta didik, khususnya mahasiswa.
Pemanfaatan internet bagi mahasiswa dapat berupa penggunaan electronic mail (email), browsing materi tambahan untuk perkuliahan, diskusi via chat grup, penggunaan blog dan masih banyak pemanfaatan lainnya.
Seorang mahasiswa dapat mengakses berbagai referensi, baik yang berupa hasil penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang. Mahasiswa tidak lagi harus secara fisik pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi sebab internet merupakan perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan yang ada dimanapun (Kitao, 2002).
Dengan banyaknya manfaat dari perkembangan teknologi, khususnya internet, maka hal ini mendorong kami untuk mengamati dan membahas pengaruh perkembangan internet terhadap pembelajaran mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Landasan Teori
1.     >  Teknologi Pembelajaran
Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi  tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Teknologi pembelajaran mencakup hal-hal sebagai berikut:
·     Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah :
Untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan
Untuk meningkatkan kinerja;
·     Dalam mewujudkan tersebut menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan yag holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial);
·     Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar. 
 ·  Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.
·    Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah teknologi dalam arti yang luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja.

 
1.      Pengertian Internet
Internet dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computers in networks that are tried together so that many users can are tried together so that many users can share their  vast recources” (Williams, 1999). Pengertian internet tidak hanya terbatas pada aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Internet dapat dikatakan merupakan suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia. Pengertian internet juga mencakup perangkat lunak yaitu berupa data yang dikirim dan disimpan yang sewaktu-waktu dapat diakses.


2.      Fungsi internet
Menurut Kenji Kitao, ada enam fungsi internet yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (Kitao 1998), yaitu fungsi sebagai alat komunikasi, sebagai alat mengakses informasi, fungsi pendidikan dan pembelajaran, serta fungsi tambahan, fungsi pelengkap dan fungsi pengganti.

a.  Fungsi Alat Komunikasi
Internet berfungsi sebagai alat komunikasi, karena internet dapat kita gunakan sebagai 
sarana komunikasi kemana saja secara cepat. Komunikasi yang dimaksud dapat berupa  chatting mapupun mailing list.Pada komunikasi yang menggunakan telepon, semakin jauh jarak orang yang    berkomunikasi, semakin mahal pula biaya pulsa telepon yang harus dibayar. Namun, dalam berkomunikasi melalui internet, pulsa telepon yang dibayar hanyalah pulsa lokal. Tidak ada pengaruh jarak atau jauh-dekatnya orang yang dihubungi. Cukup membayar biaya pulsa telepon lokal di samping biaya bulanan kepada Internet Service Provider (ISP), maka berbagai informasi atau dokumen yang perlu dikomunikasikan dapat terkirim dengan sangat cepat. Selai itu, dengan memanfaatkan teknologi internet, maka komunikasi dari seseorang kepada banyak orang (one-to-many communication) dapat dilakukan secara bersamaan, misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list, atau chatting.
 
b. Fungsi Akses Informasi
Melalui internet, kita dapat mengakses berbagai informasi yang disajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari yang paling sederhana, seperti perkiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, polotik, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Seseorang dapat mengakses berbagai referensi, baik yang berupa hasil penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang. Informasi yang tersedia dan dapat diakses melalui internet tidak hanya yang ada atau yang terjadi di suatu negara saja tetapi juga yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Artinya, perkembangan yang terjadi di berbagai negara dapat dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Demikian juga halnya dengan informasi yang menyangkut bidang pendidikan/pembelajaran.
Seseorang tidak perlu lagi hadir di ruang kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran/perkuliahan. Cukup dari tempat-tempat masing-masing yang dilengkapi dengan komputer dan fasilitas sambungan internet. Dengan dukungan fasilitas yang demikian ini, kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan. Artinya, peserta didik dapat berinteraksi dengan sumber belajar, baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan dosen yang membina atau bertanggung jawab mengenai materi pembelajaran. Kebebasan peserta didik untuk kuliah secara tatap muka maupun melalui internet telah dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi di Kanada
 
C. Fungsi Pendidikan dan Pembelajaran
Berbagai percobaan terus dilakukan untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerja sama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).

Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), diantaranya adalah:
a)   Electronic mail (delivery of course materials, seniding in assigment, getting and giving 
      feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group),
b)   Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group,
c)   Downloading of course materials or tutorials,
d)   Interactive tutorials on the Web,
e)   Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.

Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet. Sebagai media pembelajaran terdapat tiga kedudukan internet di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan subsitusi.

d. Fungsi Tambahan
Internet dikatakan sebagai fungsi tambahan (suplemen) apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengkakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, para guru tentunya akan senantiasa mendorong, menggugah, atau menganjurkan para pembelajarnya untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang telah disediakan.

e.  Fungsi Pelengkap
Internet dikatakan berfungsi sebagai pelengkap (komplemen),  apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik dalam pembelajaran konvensional.
Secara umum, para peserta didik dapat dikelompokkan atas 3 kategori, misalnya  fast learners, average or moderate learners dan slow learners. Biasanya kelompok yang tergabung dalam average learners (peserta didik berkemampuan rata-rata) sering agak dilupakan dalam pengelolaan kelas, karena mereka dipandang sebagai peserta didik yang tidak terlalu bermasalah. Justru yang sering menjadi perhatian di dalam penglolaan kelas adalah kelompok peserta didik yang masuk kategori slow learners dan fast learners. Bagi kedua kelompok ini diperlukan program reinforcement, baik yang sifatnya enrichment bagi fast learners  maupun remedial bagi slow learners.
Materi elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat memahami materi pelajaran uang disampaikan guru secara tatap muka (bagi fast learners). Kepada kelompo peserta didik ini diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan para peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan yang dinilai guru bermanfaat bagi peserta didik.
Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai program pengayaan yang bersifat remedial apabila peserta yang memahami kesulitan memahami materi pembelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners). Kelompok ini diberi kesempatan untuk memahami materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya untuk membantu peserta didik yangmengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang disajikan guru di kelas.

f. Fungsi Pengganti
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan perkuliahan kepada mahasiswa. Tujuannya untuk membantu mempermudah mahasiswa mengelola kegiatan perkuliahannya sehingga peserta didik dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan perkuliahannya. Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan, (3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran apapaun yang dipilih mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Artinya, setiap mahasiswa yang mengikuti salah satu model penyajian materi perkuliahan akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama.
3. Peran Internet Terhadap Pembelajaran
Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didiknya. Akan banyak peserta didik yang dapat di jangkau dengan internet, menurut Onno W. Purbo dalam (Renggani : 2007) paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
1.      Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
2.      Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
3.  Kuliah atau belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas atau sekolah tempat si peserta didik belajar. Di samping itu kini hadir perpustakaan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.
Teknologi internet sebagai media yang multirupa. Komunikasi melaui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal dengan one to many communication (Misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu sebagai media interpersonal dan massa, bersifat interaktif, memungkinkan komunikasi secara sinkron dan asinkron (tunda). Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional.

Peralatan dan Bahan Yang Digunakan Saat Wawancara :
-          Handphone ( Voice Record)
-          Laptop
-          Modem
-          Camera
-          Internet
-          Buku

ANALISIS DATA
Setelah memilih tema dan menentukan judul, kami mencari teori-teori yang berhubungan dengan tema yang kami pilih. Kemudian kami mencari subjek yang akan diwawancara dari fakultas yang berbeda, agar hasil yang didapat lebih varatif. Hasil wawancara tersebut kami hubungkan dengan teori yang kami pilih. Sehingga kami dapat mengerahui pertanyaan dari judul kami.

SUBJEK DATA
Data diambil di Universitas Sumatera Utara dengan subjek penelitian adalah empat orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari empat fakultas; Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Martina Lidya Lieda : Fakultas Psikologi
Rahmi Khairunnisak : FISIP
Vina Yolanda Ikhwin Putri : Fakultas Kedokteran
Renol Fernanda : Fakultas Ekonomi

JADWAL PELAKSANAAN
No
Kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat
1
Diskusi; Membahas tentang topik yang akan diambil.
4 April 2011
13.30 Wib
Fakultas Psikologi
2
Mencari dan mengumpulkan bahas serta referensi yang sesuai dengan topik.
4 April 2011 – 10 April 2011
Fakultas Psikologi, Rumah
3
Diskusi pembuatan pendahuluan dan landasan teori; Membuat persiapan untuk wawancara.
11 April 2011
13.30 Wib
Fakultas Psikologi
4
Wawancara narasumber I
19 April 2011
11.30 Wib
Fakultas Psikologi
5
Wawancara narasumber II
22 April 2011
10.00 Wib
Kost Rahmi
6
Wawancara narasumber III
24 April 2011
19.30 Wib
Kost Vina
7
Wawancara narasumber IV
27 April 2011
17.00 Wib
Kost Nurul
8
Pengumpulan data wawancara dan menghubungkan hasil wawancara dengan teori.
3 Mei 2011
11.00 Wib
Fakultas Psikologi
9
Diskusi; Pembuatan Perencanaan
10 Mei 2011
11.00 Wib
Fakultas Psikologi
10
Diskusi; Pembuatan Bab Pelaporan dan Evaluasi
11 Mei 2011
10.00 Wib
11
Diskusi; Pembuatan Poster
13 Mei 2011 – 14 Mei 2011
10.00 Wib
Fakultas Psikologi
12
Diskusi; Pengeditan terakhir sebelum Posting ke blog
16 Mei 2011
09.00 Wib
Fakultas Psikologi
13
Posting ke blog
17 Mei 2011
Kost Nurul



BAB II PELAKSANAAN

Langkah pertama yang kami lakukan dari kelompok 13 adalah berdiskusi untuk menentukan tema apa yang kami pilih. Diskusi itu kami lakukan pada tanggal 4 April 2011 di kampus Fakultas Psikologi USU pada siang hari sekitar pukul 13.30 WIB. Akhirnya hasil diskusi kami memutuskan bahwa kami mengangkat tema yang berhubungan dengan internet. Judul yang kami angkat adalah Bermanfaatkan Internet dalam Menunjang Pembelajaran Mahasiswa. Sekitar seminggu lamanya waktu yang kami gunakan untuk mengumpulkan bahan serta referensi yang dapat mendukung terkumpulnya materi untuk terlaksanakannya tugas mini project ini. Bahan-bahannya ada yang kami ambil dari buku dan juga searching di internet. Berbagai media kami jadikan referensi kami. Tanggal 11 April 2011 berselang  seminggu kami berdiskusi menentukan topik dan setelah terkumpulnya cukup bahan, kami kembali berdiskusi untuk membut bahan-bahan agar wawancara untuk meng-input data dari narasumber yaitu beberapa orang mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas-fakultas yang ada di USU.
            Tanggal 19 April 2011, kami memulai wawancara dengan narasumber pertama yaitu Martina Lidya Lieda yang merupakan salah satu teman kami sesama mahasiswi di Fakultas Psikologi. Wawancara kami lakukan di seputaran kampus dengan menggunakan Handphone sebagai sarana untuk merekam suara. Kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai narasumber kedua berselang 3 hari kemudian di kost Rahmi. Rahmi Khairunnisak adalah mahasiswi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Administrasi negara. Peralatan yang kami gunakan tak jauh berbeda dengan pada saat kami melakukan wawancara yang pertama. Untuk mewawancarai subjek ketiga, kami agak kesulitan dalam menyesuaikan jadwal dengan Vina karena padatnya jadwal perkuliahan Vina sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya setelah berdiskusi, kami memilih waktu wawancara pada tanggal 24 April 2011 pada malam hari, bertempat di kost Vina. Dan narasumber terakhir kami wawancarai tanggal 27 April 2011 di kost Nurul.
            Setelah data dari narasumber terkumpul, kami mulai menghubungkan hasil wawancara dengan teori dan memulai pembuatan Perencanaan dan Pelaporan dan Evaluasi. Untuk membuat Pelaporan dan Evaluasi butuh waktu agak lama untuk menyelesaikannya karena terdapat sedikit perbedaan pendapat antara kami dalam menghubungkan teori dan hasil wawancara. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 2011 kami mulai mengerjakan poster. Disini juga agak sulit, karena tidak satupun dari kami yang bisa mengoperasikan photoshop. Lalu diputuskanlah Fitri yang akan membuat poster. Walaupun Fitri juga masih belajar, tapi selama ada kemauan tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Maka jadilah poster kami pada tanggal 14 Mei. Dan kami pun melakukan sentuhan terakhir, yaitu pengeditan terakhir sebelum diposting ke blog.


 PELAPORAN DAN EVALUASI
Narasumber I
Nama              : Martina Lydia Lieda
TTL                : Pekan Baru, 27 Maret 1993
Alamat            : Jalan Tridarma No. 26
Fakultas          : Psikologi
Stambuk          : 2010
Hobi               : Membaca

Menurut Martina, internet merupakan suatu kebutuhan yang mengisi kesehariannya. Biasanya Martina lebih sering menghabiskan waktu dengan internet pada malam hari. Internet baginya merupakan sebuah sarana untuk searching tugas dan berbagai hal sesuai kebutuhannya. Namun tetap saja facebook adalah salah satu situs yang kerap dikunjunginya. Situs lain yang tak lepas dari kunjungannya adalah Google, APA.org, blog psikologi pendidikan, dan psikologi zone di facebook. Karena keempat situs inilah yang mendominani dan dapat dijadikan sarana penunjang proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dan bersangkutan dengan penugasan yang menggunakan sistem pengumpulan melalui e-mail, Martina berpendapat bahwa ini adalah cara yang efektif karena tidak memakan waktu yang begitu banyak serta hemat biaya. Peranan blog bagi Martina yang ternyata memiliki 2 blog pribadi dan 1 blog yang berkenaan dengan psikologi pendidikan, blog sangat berperan dalam pembiasaan dalam merangkai dan menulis kata-kata yang baik serta dengan adanya blog juga merupakan salah satu cara untuk membuatnya membaca dan memahami materi ajar. Tetapi disamping banyaknya dampak positif, internet juga memberi dampak negatif bagi Martina , seperti ketergantungan dan lupa waktu.

Narasumber II
Nama               : Rahmi Khairunnisak
TTL                 : Lhokseumawe, 14 Februari 1992
Alamat                        : Jalan A. Sofjan No.20
Fakultas           : FISIP – Administrasi Negara
Stambuk          : 2010
Hobi                : Browsing

Bagi mahasiswi FISIP ini, internet sangat berarti. Bahkan tanpa adanya internet, Rahmi akan merasa kesulitan. Biasanya Rahmi menghabiskan seperempat harinya atau ± 6-7 jam bersama internet. Topik-topik yang biasa menjadi incarannya adalah hotnews, headline news, kaskus, dan tugas yang berkenaan dengan kuliah.Sedangkan situs wajib yang harus dilihatnya adalah Viva Forum, Kaskus, Google, Dikti.com, Berniaga.com, dan Kapanlagi.com. Dikarenakan latar belakan rahmi yang merupakan mahasiswi FISIP maka situs-situs tersebut sangat membantunya untuk menambah wwasan ilmu sosial seperti penemuan-penemuan baru, pengetahuan sosial dan politik. Menurut Rahmi, penumpulan tugas melalui e-mail sangat efektif, bahkan pembuatan tugas bersama teman melalui e-mail juga sangat efektif karena dapat menghemat waktu, biaya, dan beberapa hal lainnya. Sedangkan peranan blog baginya cukup menjadi wadah pengekspresian diri karena biasanya ia mengisi blog dengan hal-hal yang bersifat pribadi dan tidak berhubungan dengan pembelajaran di kampus.
Narasumber III
Nama               : Vina Yolanda Ikhwin Putri
TTL                 : Padang, 2 Januari 1992
Alamat             : Jalan Dr. Soemarso No. 26
Fakultas           : Kedokteran
Stambuk          : 2010
Hobi                : Membaca

Menurut Vina, pada umumnya manfaat internet sangat terasa. Biasanya Vina menghabiskan waktu selama 3 jam perhari untuk membuka internet. Ia sering mem-browsing bahan-bahan tutorial, artikel islam, berita nasional, dan berita umum. Situs yang wajib dibukanya adalah www.kitaanakfk.com . Selain itu, baginya internet dapat juga dijadikan sebagai preknowledge tentang suatu masalah atau penyakit dan sarana mencari materi sebelum dosen menerangkan dipertemuan tatap muka. Vina lebih sering berkomunikasi dan berdiskusi dengan dosennya melalui facebook seperti Chatting atau grup-grup diskusi fakultas kedokteran.
Narasumber IV
Nama               : Renol Fernanda
TTL                 : Tanjung Pati, 23 Maret 1993
Alamat             : Jalan Tridarma No. 104
Fakultas           : Ekonomi
Stambuk          : 2010
Hobi                : Futsal

Menurut Renol, internet sangat bermanfaat dalam kesehariannya. Renol biasanya menyisihkan 2 jam perhari untuk browsing dan bermain internet. Beberapa situs wajib yang dikunjunginya adalah Google, Facebook, dan Twitter. Internet merupakan sebuah sarana unuk mem-browsing tugas serta bermanfaat untuk dijadikan penunjang materi-materi yang sudah diberikan oleh dosen. Namun penugasan dengan sistem pengumpulan via e-mail masih kurang efektif menurut Renol karena masih banyak dosen yang masih kurang aktif membuka dan memeriksa e-mail mereka. Renol berencana untuk membuat suatu blog yang berguna untuk membagikan informasi yang berkaitan dengan fakultasnya. Namun saat ini Renol masih belum memiliki blog.


                              BAB III KESIMPULAN ANALISIS DATA, DAN EVALUASI

Berdasarkan hasil wawancara dari keempat responden, dapat disimpulkan bahwa penggunaan internet sangat berpengaruh dan berperan penting dalam dunia pendidikan. Bahkan dengan adanya fasilitas internet di zaman modern ini, sangat memudahkan mahasiswa untuk mengeksplorasi wawasan mereka di bidang pendidikan yang mereka geluti masing-masing. Internet juga dijadikan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk kreatif dalam mengekpresikan pemikiran-pemikiran brilian dan kritis mereka terhadap dunia pendidikan secara globalisasi. Dalam hal ini bisa dengan menggunakan jasa blog, pengolahan website, maupun penggunaan e-mail.
Selain kaitannya dengan dunia pendidikan, internet dengan segala fasilitas yang disuguhkan banyak mengundang minat dan rasa keingintahuan yang besar bagi mahasiswa untuk terus aktif mengikuti perkembangan zaman. Seperti halnya, dalam penggunaan jejaring social , tidak sedikit masyarakat luas dan sebagian besar mahasiswa turut berpartisipasi dalam penggunaan jejaring social tersebut. Hanya saja, perbedaan dasarnya terletak pada tujuan awal masing-masing pengguna dalam mengolah akun jejaring social mereka. Untuk sebagian besar pembelajar yang aktif dan dinamis, mereka menggunakan jejaring social tidak hanya sekedar sebagai ajang memperluas pergaulan namun juga memperluas wawasan umum yang dapat dimanfaatkan dalam penggunaannya di jejaring sosial. Dalam hal ini , facebook dan twitter, namun twitter yang sudah banyak menarik jumlah masyarakat yang besar untuk terlibat dalam penggunaannya, twitter dirancang sedemikian menarik dengan adanya list twitter trends dimana semua pengguna twitter akan tau hal – hal apa saja yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat luas saat ini. Dengan begitu akan banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang mereka dapatkan dengan ‘mengintip’ list twitter trends mengenai topic hangat yang sedang marak dibicarakan dalam jejaring social tersebut.
Hasil dari wawancara juga menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan juga berperan penting dalam meningkatkan minat mahasiswa dalam mengeksplorasi internet untuk pembelajaran. Misalnya saja di fakultas yang kurang mengutamakan pentingnya teknologi untuk menunjang pembelajaran, hal itu dapat menjadi faktor rendahnya minat mahasiswa dalam menggunakan internet. Tugas kebanyakan sudah ada di buku, dan dosen pun kurang memotivasi mahasiswa untuk mencari bahan-bahan  kuliah dari sumber-sumber lain, seperti internet. Padahal, seperti yang sudah dijelaskan, manfaat internet itu sangat banyak dalam pembelajaran. Sudah seharusnya pendidikan itu mengikuti perkembangan teknologi karena dunia di luar sana sudah berpacu dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat itu. Jadi usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendidikan Indonesia ialah salah satunya dengan mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

EVALUASI
1.      Pendapat responden mengenai teknologi pembelajaran ternyata sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh AECT tentang tujuan utama teknologi pembelajaran. Yaitu dengan internet, responden merasa terbantu dalam memecahkan masalah-masalah perkuliahan dan dapat memfasilitasi pembelajaran. Misalnya mereka memperoleh bahan-bahan yang semakin membantu mereka dalam memahami materi perkuliahan yang telah disampaikan oleh dosen. Mereka juga mengatakan bahwasanya internet juga bermanfaat masalah-masalah yang berkaitan dengan urusan pribadi, misalnya untuk mengekspresikan minat dan bakat mereka, khususnya dalam bidang penulisan.
2.      Pendapat responden mengenai fungsi internet juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kenji Kitao, yaitu:
a.       Responden merasakan manfaat internet sebagai alat komunikasi, dimana penggunaan chatting dan mailing list digunakan hampir setiap hari. Malah lebih banyak digunakan daripada mencari bahan kuliah, khususnya dalam penggunaan jejaring sosial, seperti facebook dan twitter.
b.       Responden merasakan manfaat internet sebagai akses informasi. Melalui internet, mereka mencoba mencari informasi yang berkaitan dengan informasi terkini yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Selain itu mereka juga mencari informasi mengenai artikel dan hasil penelitian dalam berbagai bidang.
c.       Responden merasakan manfaat internet sebagai penunjang pendidikan dan pembelajaran.   Mereka menggunakan email untuk mengirim tugas kepada dosen maupun kepada teman seperkuliahan. Ada seorang responden yang mengatakan mereka harus membuat blog dan memposting setiap tugas yang diberikan dosen pada blog tersebut.
3.     Responden juga merasakan manfaat media internet dan peranannya di dunia pendidikan, menurut Onno W. Purbo ada tiga dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan , namun yang paling menunjukkan dampak positif adalah poin ketiga, yaitu kuliah atau belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas atau sekolah tempat si peserta belajar . Di samping itu kini hadir perpustakaan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya. Dimana dalam perkuliahan ataupun proses pembelajaran, mahasiswa tidak bergantung pada materi yang disuguhkan oleh dosen di kampusnya saja untuk memperoleh pemahaman materi. Sumber-sumber materi yang dijadikan resensi tidak hanya sebatas itu, melainkan sudah mencakup kawasan global. Dengan adanya internet yang notabene sebagian besar fakultas di USU telah menyediakan layanan Wi-Fi bagi mahasiswanya, mahasiswa tidak hanya bergerak statis dalam upayanya mencapai tingkat pemahaman belajarnya.


DESAIN POSTER 




TESTIMONIAL KELOMPOK:
- Zuhrati Desiana (10-069)
Tugas ini merupakan tugas pertama pembuatan mini project. Karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka dapat dipastikan kami khususnya saya membuat tugas ini dengan sistem Trial an Error. Terus menerus seperti itu sampai akhirnya mendapatkan sebuah hasil pada titik maksimal yang bisa saya lakukan. Secara umum tentunya selama pengerjaan tugas ini dipenuhi dengan berbagai perjuangan yang keras dan berat. Kerjasama kelompok memang sangat dibutuhkan. Semangat untuk terus membuat tugas ini agar bisa berhasil juga harus tertanam dibenak kami masing-masing. Pada akhirnya kami bisa berhasil menyelesaikan tugas ini meskipun saya pribadi maupun kami seluruh anggota kelompok merasa masih banyak kekurangan yang harus kami benahi lagi dan kami sempurnakan lagi di kesempatan mendatang.

- Fitri Dian Adlina (10-091)
Tugas mini proyek perdana ini benar-benar menguji kekompakan, keseriusan dan kedisiplinan yang tinggi dalam kelompok. Karena ini merupakan tugas kelompok yang dalam setiap pemilihan dan keputusannya harus disepakati bersama. Sehingga dalam proses pengerjaan tidak jarang banyak hambatan yang terkadang membuat kami perlu mendiskusikan waktu-waktu yang harus disesuaikan dengan kesibukan masing-masing. Untuk itu dalam pengerjaannya membutuhkan usaha keras dan semangat yang tinggi agar bisa menyelesaikan tugas ini bersama. Apalagi ketika mendesain poster menggunakan photoshop 7.0 Saya tidak pernah mencoba aplikasi ini sebelumnya. Ketika SMA saya pernah ditawari teman untuk belajar mengedit Photoshop CS2 tetapi saya tidak terlalu berminat dan hanya menggunakannya sekali. Ternyata sekarang saya harus membuat poster dari photoshop. Dan hasilnya .. terus terang mungkin desain poster ini kurang representatif dari penelitian kami, karena saya pribadi agak kewalahan ketika mencoba menggunakannya lagi dan kali ini membuat sebuah poster, bukan mengedit foto. Harap dimaklumi. Tetapi saya merasakan proses belajar learning by doing dan beberapa kali trial dan error sudah saya lakukan. Dan semoga di lain waktu saya bisa memperbaiki kinerja saya dan kelompok dalam mengerjakan tugas.

- Nurul Mukhlisah (10-117)
Tugas mini project ini merupakan suatu bentuk tugas yang amat berbeda dari tugas lainnya. Tugas ini memerlukan keuletan dan kesabaran serta keseriusan dalam proses pengerjaannya. Dan tugas ini tidak bisa dilaksanakan dalam waktu sehari saja. Justru butuh berhari-hari untuk mengerjakannya bahkan berminggu- minggu. Dan juga tugas kali ini membutuhkan kerjasama yang baik oleh setiap anggotanya karena jujur saja ini merupakan tugas yang cukup berat. Tapi kesabaran merupakan kunci dalam pembuatan tugas ini.

Daftar Pustaka :

Munir., (2008). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung:
Alfabeta
http://data.tp.ac.id/artikel/30/Internet+Sebagai+Media+Pembelajaran.htm

Senin, 16 Mei 2011

Perlukan tes kesiapan sekolah dilakukan??

Sering kita mendengar anak-anak yang akan memasuki Sekolah Dasar diberikan beberapa tes ujian masuk. Mungkin saat mendengarnya orang tua akan berpikiran mempersiapkan kemampuan anaknya secara optimal. Khususnya kemampuan anak dalam menulis, membaca huruf dan kalau perlu sudah mampu berhitung.
            Tes kesiapan sekolah atau pendidikan secara umum biasa disebut tes potensi akademik atau tes kemampuan belajar (academic and scholastic aptitude). Tes ini sebenarnya sangat perlu untuk dilakukan karena tes ini untuk melihat sejauh mana kesiapan seorang individu dalam pelaksanaan proses pendidikan. Inti dari kesiapan pendidikan adalah dimilikinya kemampuan dan keterampilan sebagai persyaratan yang memungkinkan pelajar mendapatkan manfaat semaksimal mungkin fasilitas pendidikan pada tingkat pengajaran tertentu. Contoh yang paling popular adalah adanya perbedaan individual dalam kesiapan sekolah masuk kelas 1 SD. Dahulu kesiapan belajar dihubungkan dengan kemasakan. Misalnya bila anak tidak memiliki kemampuan koordinasi motrik otot kecil, mereka tidak dapat mengontrol gerakan pinsil. Namun kebanyakan belajar disekolah tidaklah tergantung pada perkembangan sensori motor, namun menguasai tugas-tugas belajar juga penting adanya “pengalaman belajar sebelumnya”. Hal ini menunjukkan bahwa menguasai konsep-knsep sederhana merupakan belajar untuk konsep yang lebih rumit.
            Oleh sebab itu tes kesiapan sekolah terlihat perlu dilakukan, biasanya pada saat anak memasuki usia SD, disini mencakup entry skill yang dibutuhkan untuk emngatasi situasi belajar yang dihdapi di kelas 1. Meskipun tes ini mirip dengan tes kecerdasan, di sekolah dasar ini lebih menekankan kemampuan yang dianggap penting untuk belajar membaca, juga pada persyaratan berpikir numeric, dan kontrol sensorimotor yang dibutuhkan untuk belajar menulis. Fungsi-fungsi yang tercakup dalam tes kesiapan sekolah ini adalah diskriminasi penglihatan, pendengaran, perbendaharaan kata, konsep kuantitatif dan pengetahuan umum.


Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kapankah Mind Map Berguna?

Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif. Mind Map merupakan alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind Map juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.

Nah kemudian muncul pertanyaan kapan Mind Map berguna? 
  • Ketika ANDA ingin menemukan ide yang inovatif dan jalan keluar yang kreatif.
  • Ketika ANDA ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien. Artinya, sekalipun ANDA ada dalam tekanan, tetap saja ANDA dapat mengingat informasi itu dengan baik.
  • Ketika ANDA ingin menetapkan sebuah tujuan, dan langkah-langkah untuk mencapainya.
  • Ketika ANDA sedang berpikir untuk mengubah karier ANDA atau memulai usaha baru.
  • Ketika ANDA ingin mengadakan rapat yang efisien dan lancar.

Daftar Pustaka
Drs. Fidelis E. Waruwu, M.Sc.Ed. Education Training & Consultant .http:www.edutraco.com. fidelis@edutraco.com

Bagaimanakah sebaiknya Pendidikan untuk Anak Mental Retardasi Ringan??

Menurut Wenar (2006) retardasi mental ditandai dengan keadaan perkembangan mental individu yang kurang sempurna atau tidak lengkap, dan hal ini dapat diketahui selama masa perkembangan sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensi, baik kemampuan kognitif, bahasa, motorik, maupun kemampuan sosialnya. Retardasi mental kadang disertai gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Anak mental retardasi terbagi atas lima tingkatan yakni, Mental Retardasi Ringan, Sedang, Berat, Sangat Berat dan Keparahan tidak di tentukan.
Anak retardasi mental ringan termasuk dalam kelompok mampu didik. Oleh karena itu pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus menjadi sangat penting adanya. Hal ini juga sudah menjadi amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan yang telah ditetapkan didalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 yang disebutkan bahwa ”pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial”.
Di Indonesia sendiri sekolah luar biasa menjadi lembaga pendidikan yang diminati para orang tua mulai kalangan bawah sampai atas. Efendi (2006) menjelaskan Berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB itu di kelompokkan menjadi : (1) SLB bagian A untuk anak tuna netra, (2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu, (3) SLB bagian C untuk anak tuna Grahita, (4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa, (5) SLB bagian E untuk anak tuna laras, (6) dan SLB bagian F untuk anak cacat ganda.
Dengan pemberian layanan pendidikan khusus yang relevan dengan kebutuhannya, sisa potensi yang dimiliki oleh anak berkelainan diharapkan dapat berkembang secara optimum (Efendi, 2006). Banyak anak dengan retardasi mental menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu, terutama bila mereka mendapatkan dukungan, bimbingan dan kesempatan pendidikan yang besar dari lingkungan. Mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung dapat mengalami kegagalan untuk berkembang atau kemunduran dalam hubungannya dengan anak-anak lain (Nevid, 2005).
Indikasi keterlambatan anak tunagrahita dalam bidang sosial umumnya terjadi karena beberapa hal yakni, kurangnya kesempatan yang diberikan pada anak tunagrahita untuk melakukan sosialisasi, kemudian kurangnya motivasi untuk melakukan sosialisasi, dan kekurangan bimbingan untuk melakukan sosialisasi. Oleh karena itu apabila seorang anak dapat mencapai kelancaran dalam tugas perkembangan sosialnya, hal ini merupakan modal dasar yang sangat berarti untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik. Ditambah lagi dengan pemahaman bahasa dan kelancaran bicara yang juga terhambat.
Oleh karena itu lembaga pendidikan anak luar biasa seperti SLB diharapkan dapat membantu anak-anak tersebut mencapai tahap perkembangan optimal yang dapat mereka capai baik dalam kemampuan sosial dan bahasanya. Serta mencapai tujuan utamanya yakni untuk mengajari anak-anak yang mengalami retardasi mental pada keahlian-keahlian pendidikan dasar seperti kemampuan membaca dan matematika serta keahlian dalam keterampilan sehari-hari (Boyles & Contadino, dalam Santrock, 2004). Hal ini juga didukung oleh Nevid (2005) yang mengatakan bahwasanya pendekatan penanganan untuk anak retardasi mental adalah dengan intervensi psikoedukasi untuk mendorong perkembangan keterampilan akademik dan perilaku adaptif; perawatan institusi dapat diperlukan bagi kasus-kasus yang berat.
Santrock (2004), memberikan beberapa strategi positif yang dapat digunakan dalam berinteraksi dengan anak-anak yang mengalami retardasi mental:
    1. Bantulah anak-anak yang mengalami retardasi mental untuk membuat pilihan-pilihan personal yang praktis dan untuk meningkatkan self determination mereka pada situasi yang memungkinkan.
    2. Tetaplah selalu ingat dalam pikiran anda level keberfungisan mental anak-anak.
    3. Pastikan instruksi pribadi anda bertemu dengan apa yang anak butuhkan
    4. Sama seperti anak-anak lain yang mengalami hambatan, pastikan anda memberikan contoh yang konkret dari sebuah konsep. Buatlah instruksi yang sederhana dan jelas.
    5. Berilah anak-anak tersebut kesempatan untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari. Biarkan mereka mengulangi setiap tahapan yang telah mereka pelajari.
    6. Jadiilah sensitif untuk meningkatkan harga diri anak.
    7. Buatlah harapan-harapan positif untuk setiap pengetahuan yang dimiliki anak.
    8. Hargailah bahwa banyak anak dengan retardasi mental tidak hanya membutuhkan keahlian akademis, tetapi juga banyak permintaan untuk membantu mereka dalam meningkatkan keberfungsian diri dan keahlian sosial.
    9. Perhatikanlah sumber-sumber dukungan anak
    10. Pertimbangkanlah penggunaan strategi analisa perilaku.
    11. Libatkan orang tua sebagai pasangan yang membantu anda dalam pendidikan anak.
Selain penyesuaian metode dan program pengajaran yang disarankan diatas, ada  satu hal yang juga dapat menjadi perhatian bagi peningkatan keberfungsian mereka yakni keterlibatan dan bantuan orangtua yang merupakan hal yang esensial untuk mengembangkan anak-anak mereka. Pengetahuan dan pengalaman orangtua perlu ditingkatkan untuk mengerti dan mengetahui masalah anaknya, karena orangtualah yang mengetahui secara intuitif apa yang terbaik untuk anak mereka dan reaksi yang bagaimana yang bisa diharapkan.

Daftar pustaka:
Efendi. M. (2006), Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta; Sinar Grafika Onset.
Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi kelima, Jilid 2.  Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana.
Wenar. C. & Kerig, P. (2005). Developmental Psychopatology. From Infancy to Adolescence. Fifth edition. New York: Mc. Graw Hill Inc.

Apa Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Prestasi Belajar Anak-anak yang Berasal dari Keluarga Kurang Mampu?

Di lingkungan sekitar kita, banyak kita saksikan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu mempunyai intelektual yang rendah. Tidak jarang banyak dari mereka yang putus sekolah. Ternyata penyebab rendahnya prestasi belajar anak-anak ini adalah rendahnya dukungan dari keluarga dan lingkungan mereka untuk mengembangkan kemampuan intelektual mereka.
Menurut Martin L. Maehr (1974) ada tiga aspek penting dalam kapasitas intelek yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar anak-anak yang berasal dari lingkungan yang kurang mampu.
1.       Perkembangan Bahasa
Dalam status sosial-ekonomi rendah interaksi verbal orangtua dengan anak lebih sedikit dan anak lebih sedikit dan lebih rendah mutunya, daripada interaksi verbal anak-orangtua di lingkungan sosial ekonomi tinggi. Ibu dari kelas sosial-ekonomi rendah menggunakan isyarat fisik dan komunikasi nonverbal dalam memberi perintah dan memberi pengertian yang kurang jelas mengenai tugas, serta memberi informasi yang kurang mencukupi. Menurut Engelman, anak-anak kelas rendah kurang memiliki kemampuan menggunakan bahasa untuk menjelaskan, untuk mendeskripsikan , untuk membandingkan, mempertanyakan, merumuskan dan untuk menguji.
Dalam keluarga yang kurang mampu, segala tenaga dicurahkan untuk mempertahankan hidup. Kehidupan keluarga tidak jarang berantakan. Dalam keadaan demikian, konsekuensi suatu perilaku tidak dapat diramalkan. Akibatnya anak gagal mengembangkan rasa-kuasa maupun strategi memecahkan masalah, kecuali sampai taraf mempertahankan hidup.
2.       Perkembangan Persepsi
Anak-anak dari keluarga kurang mampu cenderung berasal dari lingkungan keluarga yang tidak memupuk diskriminasi persepsi. Lingkungan keluarga mereka kurang memungkinkan latihan segala macam persepsi: rumah sesak, barang-barang bertebaran, tidak cukup mainan dan benda-benda yang membimbing perhatian. Ciri lain ialah rangsangan indrawi yang berlebihan yang mengganggu produktivitas: suara keras dan bising, bau menusuk, pemandangan lingkungan yang berantakan. Ini semua merugikan dan tidak mempersiapkan anak untuk belajar di sekolah. Gambar dan buku jarang terdapat di rumah, lagi pula tidak ada orang dewasa yang mempersiapkan anak untuk belajar “membaca” gambar, menamai perbedaan, dan memperhatikan hubungan. Hal ini jelas merugikan, karena di di sekolah anak diharapkan memiliki keterampilan memperhatikan, membedakan dan mengelompokkan. Perbedaan pengalaman persepsi masa dini ini juga mempengaruhi perkembangan intelek.
3.       Perkembangan Kognisi
Ketinggalan dalam perkembangan bahasa dan persepsi juga mempengaruhi perkembangan kognisi. Bahasa tidak hanya membentuk gaya kognitif yang kompleks dankemampuan memecahkan masalah, tetapi juga merupakan elemen menentukan dalam belajar hafalan.
Ciri khas budaya dan lingkungan yang serba kekurangan adalah rangsangan yang acak-acakan dan terbatas variasinya. Dampak dari rangsangan semacam ini antara lain berupa rendahnya kemampuan diskriminasi persepsi. Dalam lingkungan ini tidak ada orang dewasa yang dapat dijadikan narasumber untuk mendapatkan informasi, untuk membetulkan kesalahan, untuk mengarahkan uji realitas, maupun sebagai sarana pendukung dan pemuas rasa ingin tahu. 

Jadi melihat penjelasan di atas, tidak heran bila anak dari keluarga yang kurang mampu tersebut mempunyai intelektual yang rendah. Keluarga dan lingkungan mereka sendiri tidak mendukung perkembangan bahasa, persepsi dan kognisi mereka.

Daftar Pustaka:
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga
Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia

Tahukah kamu tentang Layanan Konseling Kelompok??

Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbigan dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan. layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Seperti halnya layanan bimbingan dan konseling, layanan konseling kelompok juga memiliki keistimewaan dan keunggulan.
Ada enam keunggulan utama penggunaan konseling kelompok, dapat disebut sebagai berikut:
  1.  Efisiensi dan ekonomis bagi konselor, karea dalam satu waktu tertentu dapat memberikan konseling bagi lebih dari seorang siswa.
2.  Kebanyakan masalah berkaitan dengan hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial. Konseling kelompok memberikan lingkungan sosial yang dapat dipakai sebagai sarana memecahkan masalah ini.
3.      Kebersamaan dalam kelompok lebih memberika kesempatan untuk mempraktekkan prilaku baru daripada keberduaan pada konseling individual. Dalam kelompok, klien-klien mendapatkan dukungan dan umpan balik yang jujur mengenai perilaku yang dicobanya dari teman-teman sebayanya bukan dari konselor.
4. Konseling kelompok memungkinkan klien-klien memaparkan masalahnya kepada siswa-siswa lain, dan menjajaki penyelesaiannya dengan bantuan perasaan, perhatiaan dan pengalaman siswa-siswa lain.
5.   Dalam memecahkan masalah pribadi maupun atara pribadi dalam konsleing kelompok, klien tidak hanya meningkatkan kemampuan memecahkan masalah bersama, tetapi juga belajar keterampilan sosial dalam pemecahan ini.
6. Dalam konseling kelompok klien-klien tidak hanya memecahkan masalah masing-masing tetapi juga masalah orang lain. Memberikan tanggapan terhadap masalah orang lain, dapat mengalihkan pusat perhatian dari masalahnya sendiri.

Di dalam kelompok, anggota akan saling menolong, menerima, berempati dengan tulus. Keadaan ini, membutuhkan suasana yang positif antara anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka. Semua itu dapat terwujud apabila dinamika kelompok tumbuh dengan baik, karena dinamika kelompok mencerminkan suasana kehidupan nyata yang terjadi dan di jumpai dan merupakan kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok.



DAFTAR PUSTAKA
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga
Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia

Apakah Perbedaan Paedagogi dan Andragogi?

Dalam psikologi pendidikan terdapat berbagai macam disiplin ilmu. Yang baru-baru saja kita pelajari adalah paedagogi dan adragogi. Mungkin teman-teman sudah banyak yang mengerti mengenai materi paedagogi dan andragogi ini, tapi disini saya akan menjelaskan perbedaan antara paedagogi dan andragogi untuk menambah pemahaman teman-teman mengenai keduanya.
a.  Perbedaan Istilah
    Kata Paedagogi berasal dari bahasa Yunani kuno, dari kata "paid" artinya anak dan "agogus" artinya membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harfiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Sedangkan adragogi berasal dari kata "aner", dengan akar kata andr, yang berarti orang dewasa, dan kata agogus, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa.
 b.       b. .Perbedaan Konsep Tentang Diri Peserta Didik
         Paedagogi : Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat bergantung. Masyarakat mengharapkan para guru. Masyarakat mengharapkan para guru yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang dipelajari, kapan, bagaimana cara mempelajarinya, apa hasil yang diharapkan setelah selesai.
Andragogi :  Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
c.                 c. Perbedaan pada Fungsi Pengalaman Peserta Didik
    Paedagogi :   Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar.
Andragogi :  Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan simulasi, dan praktek lapangan.
d.                 d. Perbedaan pada Kesiapan Belajar
    Paedagogi : Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang.
Andragogi : Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
e.                e. Perbedaan Orientasi Belajar
    Paedagogi :  Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
Andragogi :  Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.