Selasa, 15 Maret 2011

Apa Dampak Pengelompokan Kemampuan Antarkelas?

Di sekolah, kita mengenal pengelompokan kelas di sekolah menengah pertama maupun menengah atas. Seperti kelas akselerasi dan kelas unggul. Di beberapa sekolah mungkin ada pengelompokan yang lain. Pengelompokan kelas ini bertujuan untuk memudahkan guru mengajar mereka dan mencegah murid yang kurang mampu untuk masuk ke kelompok murid yang lebih mampu.
Pengelompokan antar kelas di sekolah menengah atas membagi murid ke dalam jalur persiapan ke universitas dan jalur umum. Di dalam dua jalur ini, dapat dilakukan pengelompokan lebih jauh, seperti dua level pelajaran metematika untuk murid yang akan masuk kuliah.
Cara ini menstigmatisasi murid yang dimasukkan dalam kelompok kelas lemah. Misalnya, murid dapat dicap sebagai kelompk ‘jalur lambat’. Kelas jalur lambat sering diajar oleh guru yang kurang berpengalaman, sedikit sumber daya dan ekspektasi rendah. Pengelompokan ini dipakai untuk memisahkan murid berdasarkan etnis dan status sosioekonomi karena hanya sedikit murid etnis minoritas yang masuk kelas jalur cepat. Dengan demikian, pengelompokan ini mengulang kembali pemisahan di dalam sekolah.
Para periset telah menemukan bahwa pengelompokan ini mengganggu prestasi murid jalur lambat. Tapi pengelompokannya bermanfaat bagi murid jalur cepat.
Salah satu variasi pengelompokan kemampuan antarkelas adalah program nongraded(lintas usia), dimana murid dikelompokkan bukan berdasarkan usia atau levelnya tetapi berdasarkan subjek tertentu. Misalnya kelas bahasa Inggris mungkin terdiri dari kelas satu, dua dan tiga yang dikumpulkan karena kemampuannya sama. Contoh dari program ini adalah Joplin Plan, yaitu program nongraded untuk pelajaran membaca.
Jadi, jelaslah bahwa pengelompokan mengandung efek negatif terhadap murid di kelas jalur lambat. Ketika jalut itu disediakan, penting untuk memberi murid yang lamban dalam belajar sebuah kesempatan untuk meningkatkan kinerja akademik mereka dan karenanya mereka bisa pindah jalur. Di San Diego Country Public School, program Achieving Via Individual Determination(AVID) memberikan bantuan kepada murid yang lamban belajar. Mereka tidak ditempatkan di jalur lambat, tapi dimasukkan dlam kelas dengan pelajaran yang ketat dengan tetap diberi bantuan agar berprestaasi.
Pengolompokan adalah isu kontrovesial karena membatasi kemampuan murid yang dikelompokkan sebagai kelompok lemah belajar. Sering skor pada tes IQ kelompok dipakai untuk menempatkan murid dalam jalur khusus. Peneliti telah menemukan bahwa tes IQ kelompok bukan prediktor yang baik tentang seberapa bagus murid dalam mempelajari area tertentu.

Sumber :
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana

Senin, 14 Maret 2011

Testimoni Perkuliahan Psikologi Pendidikan Tanggal 8 Maret 2011

Pagi itu kuliah berlangsung seru. Pasalnya, kami diminta berdiskusi berkelompok dan yang didiskusikan adalah sifat masing-masing anggota kelompok.
Kemudian ada Johari Window. Eh apa ya Johari Window itu??
Nih penjelasannya...



Johari window mempunyai empat jendela atau ruangan tentang bagaimana sebaiknya manusia berkomunikasi dengan manusia. Jendela pertama, sebagai bidang terbuka menunukan bahwa aktifitas seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang lain. Ini berarti terdapat keterbukaan atau dengan kata lain tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain. Jendela kedua, merupakan bidang buta yang mendeskripsikan aktifitas seseorang diketahui oleh orang lain tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang dilakukannya. Jendela ketiga, sebagai bidang tersembunyi adalah lawan dari jendela kedua yaitu dia menyadari aktifitasnya namun orang lain tidak dapat mengetahui. Ini berarti orang seperti demikian bersifat tertutup, ia berpandangan apa yang ia lakukan tak perlu diketahui orang lain. Sedangkan jendela keempat yang merupakan bidang tidak dikenal mendeskripsikan tingkah laku seseorang tidak disadari dirinya sendiri dan juga tidak diketahui orang lain. Seorang manajer yang menyadari pentingnya pengembangan komunikasi dengan bawahan akan berupaya memperluas jendela pertama. Mengapa demikian? Karena telah signifikan semakin luas jendela pertama maka semakin terjalin komunikasi yang sehat, terbuka dan timbal balik.

 
Jadi, saat disuruh menilai teman, saya memilih menggunakan teorinya Piaget. Dalam teori Piaget mengenai proses kognitif, ada yang namanya skema , yaitu konsep yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Menurut Piaget, ada dua proses yang yang bertanggung jawab atas cara menilai seseorang, yaitu: asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika kita memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Kita mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika kita menyesuaikan diri pada informasi baru. Dalam proses ini kita menyesuaikan skema dengan lingkungan.
Contohnya pada saat menilai sifat teman. Ketika pertama kali bertemu, kita memasukkan pengetahuan baru mengenai orang baru yang kita temui. , kita cendrung menilai sifat seseorang berdasarkan pengamatan kita saja. Ini dinamakan asimilasi. Penilaian dari pengamatan ini yang kita asimilasikan dengan skema kita. Ketika kita sudah lebih mengenal orang baru tadi, kita tau seperti sebenarnya sifat orang itu. Ada sifat yang sesuai dengan skema awal yang kita punya dan ada juga yang tidak sesuai. Disini barulah kita menyesuaikan skema yang kita punya dengan informasi baru yang kita dapat dari orang tadi.
jadi motivasi saya dalam melakukan penilaian terhadap seseorang itu saya menggunakan teori motivasi Teori Atribusi. Karena teori ini menyatakan bahwa ketika individu berusaha untuk mengenali perilakunya sendiri, maka individu tersebut termotivasi untuk menemukan penyebab individu itu melakukan sesuatu.
Contohnya ketika saya menilai seseorang itu sombong. Kenapa saya bisa menilai dia sombong. Oleh karena itu saya ingin mencari tahu kenapa saya menganggap orang itu sombong.

Sumber : Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana

Bagaimana Cara Guru Mendefinisikan Konsep Pada Murid??



Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep membantu menyederhanakan dan meringkas informasi. Tanpa konsep kita akan kesulitan merumuskan masalah yang sederhana bahkan tidak bisa memecahkannya. Misalkan konsep buku. Jika murid tidak mengetahui bahwa buku adalah lembaran-lembaran kertas dengan ukuran yang sama, yang disatukan atau dijilid, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan-urutan yang mengandung arti, maka setiap kali murid menjumpai buku baru maka dia harus mencari tahu apa itu buku. Oleh karena itu, dengan konsep kita tidak perlu mengulang-ulang prncarian arti setiap kali menemukan informasi baru.
Jadi bagaimana cara guru dalam mendefenisikan konsep serta memberi contoh pada murid??
Satu aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefenisikan secara jelas dan memberi contoh yang cermat. Strategi contoh-aturan adalah salah satu cara yang efektif. Langkah-langakahnya adalah: 
1.       Mendefinisikan konsep
Guru menghubungkan konsep dengan konsep superordinat dan menyebutkan ciri-ciri utamanya. Konsep superordinat adalah kelompok yang lebih besar dimana konsep tersebut bisa masuk ke dalamnya. Jadi, dalam menyebutkan ciri utama konsep burung , guru dapat menyebut kelompok yang lebih luas, dimana ia masuk ke dalamnya, yaitu unggas

2.       Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep
Guru memberikan ciri atau karakteristik  utama yang bisa dipahami dengan baik. Dalam mendiskripsikan ciri utama dalam konsep ayam, adalah penting bagi murid untuk mengetahui apa itu unggas: hewan vetebrata yang bertelur berbulu,bersayap dan bernapas dengan paru-paru. 

3.       Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya.
Guru memberikan contoh dan deskripsi tipe-tipe burung yang berbeda, seperti burung elang, burung pipit dan burung merpati. Konsep ini dapat dijelaskan lebih jauh dengan memberi contoh unggas lain yang tidak termasuk burung, seperti ayam. Memberi penjelasan dan contoh dari suatu konsep adalah strategi yang baik untuk mengajarkan pembentukan konsep yang kompleks dan saat guru mengajar murid yang kurang cerdas. 

4.       Memberi contoh tambahan
Guru meminta murid untuk melakukan ketagorisasi, menjelaskan kategorinya atau meminta murid membuat contoh konsep sendiri. Contoh burung lainnya bisa diberikan, seperti burung merak, burung walet dan burung kakak tua, atau murid diminta untuk memikirkan contoh lainnya. Mereka juga bisa diminta memikrkan hewan yang bukan termasuk burung, seperti kucing, kelinci dan anjing.

Sumber : Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana

Minggu, 13 Maret 2011

Yang Unik, Aneh dan Menarik Dari Kampus Kito

Akhirnya!!!! Karya kecil ini selesai juga..!! Alhamdulillah..
Terima kasih untuk semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ini, tanpa campur tangan kalian mungkin karya ini tidak akan pernah selesai.
Ketika melihat judul teman-teman tentu bisa menebak apa isi karya kecil ini. Ya, tulisan ini bercerita tentang hal unik, aneh dan menarik dari beberapa fakultas di USU. Mungkin banyak dari kita yang tidak menyadarinya atau hanya sekedar tau tapi cuek saja. Ada banyak hal yang bisa kita perhatikan juka berkunjung ke fakultas  lain, misalnya tempat pakirnya. Jangan-jangan nanti kita kena masalah hanya gara-gara gak tau aturan parkirnya. So, sudah tidak sabar???? Lets check it out!! 

  • Fakultas Psikologi                                                                                      
Inilah tempat kita menuntut ilmu sehari-harinya. Tentu banyak hal yang unik yang kita temukan selama belajar disini selama lebih kurang 7 bulan.
First, kampus kita deket kebun binatang!

 
Ini bener yah namanya kebun binatang?? Yang namanya kebun binatang itu kan minimal ada hiu. Loh? Emang sea world?? Yah mungkin ini bukan kebun binatang, untuk sementara kita sebut saja kebun binatang karna belum ada nama resminya.
Kebun binatang ini banyak dikunjungi, apalagi kalau sore-sore. Tapi kok kayaknya anak psikologi jarang yang mampir kesana ya?? Ya iyalah wong kampusnya deket banget sama kebun binatang ini, tinggal cari posisi yang strategis di kampus udah bisa liat rusa-rusanya dari kampus. Jadi apa hubungan keunikan psikologi dengan kebun binatang ini?? Nah kalo yang itu anak psikologi udah paham banget. Itu lho, kalau kami lagi khusyu’ belajar, kadang-kadang aroma sedap kebun binatangnya menggelitik hidung kami sampe-sampe mau muntah! Haaa lebai. Sebenernya gak sering, tapi cukup mengganggu juga.
Second, parkiran. Ada apa dengan parkiran psikologi?? Lihat nih..



Sudah tau kan kalo parkiran mobil psikologi yang di depan itu sekarang jadi parikiran anak FK? Yah, begitulah teman-teman. Harap maklum saja..
Trus apa lagi yaa hal yang unik, menarik dan aneh dari psikologi??
O ya, psikologi fakultas yang paling kecil lokasinya, yaa karena mahasiswa nya juga dikit. Oleh karena itu mahasiswanya pada kenal. Trus karna kampusnya kecil, pas Porseni kemarin, tempat parkir disulap jadi lapangan futsal dan volly! Trus main ping pong nya di lobby. Ckck, walapun begitu ini membuktikan bahwa fakultas psikologi berbagi dalam setiap keadaan. Contohnya noh, masih semangat aja tuh main futsal, volly, ping pong dan permainan yang lain. Supporternya gak kalah semangat lhooo. Salut!


  •        Fakultas Kedokteran
Nah loh, masih ada aja nih?? Eits, blum pada bosen kan?? Alhamdulillah belum.. hoho..
Kalau di FK, yang unik itu... mobilnya bejibun!! Sampe melimpah ke Psikologi. Waaah banyak banget tuh mahasiswanya (kalo dibandingin sama Psikologi sih..)
Hmm..



  • Fakultas Kedokteran Gigi

 

‘Kolam Patung Gigi’
Maaf ya namanya aneh, ni saya sendiri yang ngasih nama. Hahaa. 

  •  Fakultas Kesehatan Masyarakat




Yang unik dan menarik dari FKM adalah pendoponya. Pendopo itu jadi tempat nongkrong mahasiswanya. Disitu juga disediakan meja-meja kecil untuk laptop karna katanya disana kalo wifi-an cepet gitu. Hmm  enak ya, ngadem sambil online. Kalo di Psikologi dimana tempat wifi-an yang adem hayoooo???
Trus satu lagi, di FKM ini banyak banget disediakan tempat duduk-duduk gitu. Seperti gambar ini..




Waah adem banget tuh!


  •        Fakultas Keperawatan



‘Kampus Terbiru’
Coba bayangin kampus Psikologi diwarnain cat ungu.
O ya, kalo mau parkir motor di Fkep ini harus digembok motornya. Kalo nggak ntar bannya dikempesin.


  •        Fakultas Ekonomi




Loh loh kok lapangan?? Emang apanya yang unik coba??
Ehm, hati-hati lho kalau berkenjung ke FE, kalo jalan di tengah-tengah lapangan ini ntar disorakin! Gak mau kan jadi seleb mendadak??
Lapangan ini memang nggak pernah dilewatin kecuali pas ospek. Awalnya ini kerjaan senior-senior. Setiap orang yang lewat di lapangan ini disorak-sorakin, jadinya malu dong. Makanya gak ada yang berani lagi lewat di lapangan ini.

Nah, kalau parkir di FE, harus punya kartu parkir(ini khusus anak FE) atau STNK.


  •        Fakultas MIPA
Ada LED segala! Itu tulisannya ‘Selamat Datang di FMIPA USU’
Kemarin pas saya datang kesana, ada tulisan ‘Siap-siap ujian tengah semester,dst’ (gak hapal pula tulisannya) 


  •        Fakultas Teknik (Teknik Mesin aja)

Di Teknik Mesin krisis cewek! Haha. Menurut data yang saya dapet, stambuk ’10 dan ’09 gak ada cewek sama sekali, ’08 cuma 1 orang, dan ’07 ada 2 orang. Kebayang gak sih, ‘kering’nya kampus ini? Katanya ya, kalau cewek di Teknik Mesin ini dilindungin sama temen-temen cowoknya. Nah yang paling enak nih pas buat tugas. Banyak bantuan mencucur! Wah enak banget!
Trus kelasnya gak ada AC sama sekali. Udah isinya cowok semua, gak ada AC pula. Bayangin aja tuh nasib cewek yang ada disana. Horor banget gak sih??


Akh, hanya segitu yang dapat saya sampaikan, kalau ada salah mohon dimaafkan. Lho? Memang kultum apa?? Sudah ah, biar gak makin ngaco saya sudahi saja tulisan ini sampai disini. Maaf ya cuma segini. Iyalah observasinya cuma 2 hari, harap maklum. Yah, akhir kata saya ucapkan terimakasih karena sudah menyempatkan waktu main-main ke blog ini. Leave a comment!! Gomawoooo..

Seberapa Besarkah Peran Guru Dalam Metode Learner-Centered??

Metode ini berfokus pada siswa, bukan guru. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid.
Jadi sudah jelas bahwa hubungan interpesonal antara murid dan guru adalah hal yang penting dalam metode ­learner-centered. Memang murid dituntut untuk aktif, tapi gurulah yang membantu dan membimbing murid-murid untuk menjadi aktif itu.
American Psychological Assosiation(APA) mengklasifikasikan prinsip learner-centered berdasarkan empat faktor: kognitif dan metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial dan perbedaan individual.
Faktor Kognitif dan Metakognitif
1.      Sifat proses pembelajaran.
Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan dan mampu mengatur diri sendiri. Guru membantu dalam pengkonstruksian makna dari informasi dan pengalaman dalam pembelajaran subjek materi yang kompleks.
2.      Tujuan Proses Pembelajaran.
Pelajar yang sukses, dengan bantuan dan pedoman instruksional, dapat menciptakan representasi pengetahuan yang bermakna dan koheren. Murid perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan murid itu sendiri. Penting bagi guru untuk membantu murid belajar cara menentukan tujuan jangka panjang dan pendek yang bermakna.
3.      Konstruksi pengetahuan.
Pelajar yang sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Pengetahuan akan bertambah luas dan makin mendalam jika murid terus membangun hubungan antara pengetahuan baru dengan pengalaman dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Guru bisa membantu murid dalam memperoleh dan mengintergrasikan pengetahuan dengan membimbing murid untuk mengembangkan strategi, seperti peta konsep.
4.      Pemikiran stategis.
Pelajar yang sukse dapat menggunakan strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil pembelajaran muris akan bertambah baik apabila guru membantu murid dalam meningkatkan dan mengembangkan strategi mereka.
5.      Memikirkan tentang pemikiran(metakognisi).
Pelajar yang sukses adalah pelajar yang metakognitif. Mereka tahu apa yang harus dilakukan jika muncul masalah atau jika mereka tidak membuat kemajuan yang berarti menuju tujuan pembelajaran.

6.      Konteks pembelajaran.
Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktik instruksional. Guru memainkan peran penting dalam pembelajaran anak. Kultur bisa mempengaruhi banyak aspek pembelajaran dan pendidikan seperti motivasi, proses belajar dan cara berpikir. Teknologi dan praktik instruksional harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan, kemampuan dan stategi pembelajaran anak.

Faktor Motivasi dan Emosional
7.      Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
Keyakina dan ekspektasi pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan pemrosesan informasi pelajar. Emosi positif, seperti rasa ingin tahu, dapat membantu memperlancar proses belajar. Sebaliknya, emosi negatif yang parah, seperti kecemasan besar dan panik, kemarahan, takut gagal dapat melemahkan proses pembelajaran. Disini peran guru adalah memotivasi anak agar emosi negatifnya jarang muncul.
8.      Motivasi intrinsik untuk belajar
Motivasi instrinsik dapat menguat jika anak menganggap tugas sebagai sesuatu yang menarik, relevan secara personal, bermakna dan pada level yang sesuai dengan kemampuan anak sehingga mereka beranggapan dapat berhasil menyelesaikan tugas itu. Guru mendukung motivasi instrinsik anak dengan mendukung rasa ingin tahu mereka dan peka terhadap perbedaan individual dalam motivasi anak-anak.
9.      Efek motivasi terhadap usaha.
Pembelajaran yang efektif membutuhkan banyak waktue, energi dan ketekunan. Pembelajaran anak akan membaik jika guru mendorong usaha anak dan ketekuna anak pada tugas.

Faktor Sosial dan Developmental
10.  Pengaruh perkembanan pada pembelajaran.
Ketika pendidikan terlalu menekankan secara berlebihan pada satu domain efeknya mungkin akan mengaburkan kemampuan murid dalam domain lain. Keterlibatan orang tua dan guru yang positif terus-menerus dalam pembelajaran anak dan sekolah anak dan sekolah akan bermanfaat  bagi perkembangan anak.
11.  Pengaruh sosial terhadap pembelajaran.
Orang tua, guru, teman sebaya, adalah orang-orang yang sangat penting dalam dunia sosial anak dan hubungan mereka dengan anak dapat memperkuat atau melemahkan pembelajaran anak.
Faktor Perbedaan Individual
12.  Perbedaan individual dalam pembelajaran.
Anak punya strategi yang berbeda, pendekatan berbeda dan punya kemampuan yang berbeda dalam belajar. Perbedaan ini diakibatkan oleh pengalaman dan faktor hereditas. Akan tetapi, preferensi ini tida selalu bermanfaat bagi anak untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka. Guru perlu mengkaji preferensi belajar anak dan mengembangkan atau memodifikasinya.
13.  Pembelajaran dan diversitas.
Jika perbedaan bahasa, kultural, dan latar belakang sosial murid ikut dipertimbangkan, maka pembelajaran akan lebih efektif. Guru perlu lebih sensitif terhadap variasi-varisi ini dan menciptakan lingkungan belajar yang mempertimbangkan variasi tersebut.
14.  Standar dan penilaian.
Pembelajaran yang efektif terjadi ketika murid ditantang untuk bekerja meaih tujuan yang tinggi dan tepat. Jadi, penilaian kekuatan dan kelemahan kognitif anak dan pengetahuan serta keterampilannya adalah aspek penting dalam memilih materi instruksional yang optimal. Penilaian terhadap pemahaman anak atas materi akan berguna bagi pembelajaran anak.

Jadi, sudah jelas bukan bahwa guru juga sangat berperan penting dalam metode ­–Learner-Centered


Sumber : Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana