Metode ini berfokus pada siswa, bukan guru. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid.
Jadi sudah jelas bahwa hubungan interpesonal antara murid dan guru adalah hal yang penting dalam metode learner-centered. Memang murid dituntut untuk aktif, tapi gurulah yang membantu dan membimbing murid-murid untuk menjadi aktif itu.
American Psychological Assosiation(APA) mengklasifikasikan prinsip learner-centered berdasarkan empat faktor: kognitif dan metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial dan perbedaan individual.
Faktor Kognitif dan Metakognitif
1. Sifat proses pembelajaran.
Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan dan mampu mengatur diri sendiri. Guru membantu dalam pengkonstruksian makna dari informasi dan pengalaman dalam pembelajaran subjek materi yang kompleks.
2. Tujuan Proses Pembelajaran.
Pelajar yang sukses, dengan bantuan dan pedoman instruksional, dapat menciptakan representasi pengetahuan yang bermakna dan koheren. Murid perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan murid itu sendiri. Penting bagi guru untuk membantu murid belajar cara menentukan tujuan jangka panjang dan pendek yang bermakna.
3. Konstruksi pengetahuan.
Pelajar yang sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Pengetahuan akan bertambah luas dan makin mendalam jika murid terus membangun hubungan antara pengetahuan baru dengan pengalaman dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Guru bisa membantu murid dalam memperoleh dan mengintergrasikan pengetahuan dengan membimbing murid untuk mengembangkan strategi, seperti peta konsep.
4. Pemikiran stategis.
Pelajar yang sukse dapat menggunakan strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil pembelajaran muris akan bertambah baik apabila guru membantu murid dalam meningkatkan dan mengembangkan strategi mereka.
5. Memikirkan tentang pemikiran(metakognisi).
Pelajar yang sukses adalah pelajar yang metakognitif. Mereka tahu apa yang harus dilakukan jika muncul masalah atau jika mereka tidak membuat kemajuan yang berarti menuju tujuan pembelajaran.
6. Konteks pembelajaran.
Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktik instruksional. Guru memainkan peran penting dalam pembelajaran anak. Kultur bisa mempengaruhi banyak aspek pembelajaran dan pendidikan seperti motivasi, proses belajar dan cara berpikir. Teknologi dan praktik instruksional harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan, kemampuan dan stategi pembelajaran anak.
Faktor Motivasi dan Emosional
7. Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
Keyakina dan ekspektasi pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan pemrosesan informasi pelajar. Emosi positif, seperti rasa ingin tahu, dapat membantu memperlancar proses belajar. Sebaliknya, emosi negatif yang parah, seperti kecemasan besar dan panik, kemarahan, takut gagal dapat melemahkan proses pembelajaran. Disini peran guru adalah memotivasi anak agar emosi negatifnya jarang muncul.
8. Motivasi intrinsik untuk belajar
Motivasi instrinsik dapat menguat jika anak menganggap tugas sebagai sesuatu yang menarik, relevan secara personal, bermakna dan pada level yang sesuai dengan kemampuan anak sehingga mereka beranggapan dapat berhasil menyelesaikan tugas itu. Guru mendukung motivasi instrinsik anak dengan mendukung rasa ingin tahu mereka dan peka terhadap perbedaan individual dalam motivasi anak-anak.
9. Efek motivasi terhadap usaha.
Pembelajaran yang efektif membutuhkan banyak waktue, energi dan ketekunan. Pembelajaran anak akan membaik jika guru mendorong usaha anak dan ketekuna anak pada tugas.
Faktor Sosial dan Developmental
10. Pengaruh perkembanan pada pembelajaran.
Ketika pendidikan terlalu menekankan secara berlebihan pada satu domain efeknya mungkin akan mengaburkan kemampuan murid dalam domain lain. Keterlibatan orang tua dan guru yang positif terus-menerus dalam pembelajaran anak dan sekolah anak dan sekolah akan bermanfaat bagi perkembangan anak.
11. Pengaruh sosial terhadap pembelajaran.
Orang tua, guru, teman sebaya, adalah orang-orang yang sangat penting dalam dunia sosial anak dan hubungan mereka dengan anak dapat memperkuat atau melemahkan pembelajaran anak.
Faktor Perbedaan Individual
12. Perbedaan individual dalam pembelajaran.
Anak punya strategi yang berbeda, pendekatan berbeda dan punya kemampuan yang berbeda dalam belajar. Perbedaan ini diakibatkan oleh pengalaman dan faktor hereditas. Akan tetapi, preferensi ini tida selalu bermanfaat bagi anak untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka. Guru perlu mengkaji preferensi belajar anak dan mengembangkan atau memodifikasinya.
13. Pembelajaran dan diversitas.
Jika perbedaan bahasa, kultural, dan latar belakang sosial murid ikut dipertimbangkan, maka pembelajaran akan lebih efektif. Guru perlu lebih sensitif terhadap variasi-varisi ini dan menciptakan lingkungan belajar yang mempertimbangkan variasi tersebut.
14. Standar dan penilaian.
Pembelajaran yang efektif terjadi ketika murid ditantang untuk bekerja meaih tujuan yang tinggi dan tepat. Jadi, penilaian kekuatan dan kelemahan kognitif anak dan pengetahuan serta keterampilannya adalah aspek penting dalam memilih materi instruksional yang optimal. Penilaian terhadap pemahaman anak atas materi akan berguna bagi pembelajaran anak.
Jadi, sudah jelas bukan bahwa guru juga sangat berperan penting dalam metode –Learner-Centered.
Sumber : Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana