Selasa, 01 Februari 2011

Mengapa Ada Julukan Guru ‘Killer’?

Setelah saya membaca buku Psikologi Pendidikan Bab 1 mengenai cara mengajar yang efektif, saya bertanya-tanya, pernahkah saya mendapat pembelajaran yang efektif? Cara mengajar yang efektif sama sekali berbeda dengan yang saya dapatkan di sekolah selama ini.

 Pada Bab 1 ini dijelaskan bahwa karena murid-murid itu bervariasi, maka guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Guru dituntut untuk memiliki banyak keahlian, juga mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar.

Pada pengalaman sekolah saya pribadi, saya sering menemukan guru yang menciptakan suasana yang mencekam di kelas yang membuat murid malah tidak bisa menangkap pelajaran dengan baik. Jika nilai murid-muridnya jelek, guru itu malah memarahi murid tanpa pernah mencoba mengevaluasi cara mengajarnya sendiri. Akibatnya kebanyakan murid malah takut dan tidak suka kepada gurunya, bukannya hormat atau menghargai. Jika sudah seperti ini, tentu tujuan pembelajaran tidak akan pernah tercapai.
 
Julukan guru ‘killer’ itu sendiri dihubungkan dengan guru seperti penjelasan di atas. Begitu guru masuk ke kelas, suasana kelas yang awalnya seperti pasar, langsung sunyi seperti kuburan. Semuanya murid menunduk, takut menjadi sasaran empuk pertanyaan. Tatapan guru itu,bagi murid tampak seperti tatapan tajam yang bisa melubangi lapisan ozon. Ironis.

Mengapa hal ini bisa terjadi?
Bisa jadi karena mengajar secara efektif belum disosialisasikan secara luas. Padahal, jika cara mengajar efektif ini dipraktekkan di kelas, mungkin tidak akan ada murid yang tidak suka pelajaran fisika.haha..
 
 Dan kegiatan belajar mengajar akan berlangsung menyenangkan karna interaksi antara guru dan murid, bukan dari pihak guru saja. Murid tidak akan merasa tertekan lagi jika diberi soal-soal, tugas-tugas bahkan di saat mengerjakan ujian.
 
Banyak alasan sebenarnya yang menyebabkan seorang guru bersikap yang agak keras kepada murid. Yang pertama, guru itu ingin menegakkan kedislipinan agar terbiasa sampai dewasa nanti karna masa sekolah adalah  masa pembentukan karakter. Yang kedua, karna murid-muridnya bandel maka guru bersikap tegas agar kelas menjadi tertib. Dan yang ketiga kadang-kadang guru itu punya masalah sendiri, maka dia melampiaskannya kepada murid-muridnya.
 
Dari uraian cara mengajar yang efektif, saya menangkap bahwa menjadi guru yang efektif itu sangat sulit. Karna untuk menjadi yang efektif kita dituntut untuk mempunyai banyak keahlian dan diharapkan benar-benar ingin bersama murid dan mengabdi untuk membantu murid dalam memahami pelajaran. 
 
Yang dibutuhkan untuk menjadi guru yang efektif adalah pengetahuan dan keahlian profesional, penguasaan materi pelajaran, strategi pengajaran, penetapan tujuan dan keahlian perencenaan instruksional, keahlian manajemen kelas, mempunyai keahlian motivasional, keahlian komunikasi, dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan.
Jadi kesimpulannya, kita tidak bisa selalu menyalahkan guru yang mendapat julukan ‘killer’ karna sangat sulit untuk menerapkan cara mengajar yang efektif tersebut, ditambah pula dengan sikap murid yang tidak mendukung.

Sumber: Santrock, J.W. Psikologi Pendidikan edisi kedua. 2010. Jakarta : Kencana

0 komentar:

Posting Komentar